Sunday, April 12, 2009

Hati kecil..


Kecilnya Hati dengan sombong berkata,
“Aku tak ingin tersentuh,selain Ia yang datang”
Ia bukan tersakiti,
adalah hal lain yang takut kembali kerana kehilangan,
Tempat dimana dulu Ia memberinya mimpi,
hingga Lukisan tentang perasaan yang tercurah di saat Ada
Kini tiada,
serasa tercabik,
hilangkan rasa Kehidupan,
meredupkan lentera yang dulu menyala-nyala,
…dingin…
…sangat dingin…
Ia begitu angkuh,
menyiksa Batin,
Lupakan bahwa Hidup dengan Perasaan masa lalu,
takkan buat Ia tetap berdiri,
meruntuhkan Asa untuk terus mencoba,
Hilang begitu saja…
Hiduplah dengan Perasaan yang nyata,
Ia adalah Hati yang tak pernah membenci,
Hati yang takkan berhenti,
Hati yang selalu haus,
Hati yang rela kehilangan,
dan…
Hati yang berani menatap Kenyataan
Jangan biarkan pahitnya Kehilangan
membuat Pelangi di Hati menghitam,
terkunci…
Kecilnya Hati dengan Hati yang Sombong,
tak ingin tersentuh…

Hapuskan semua kenangan

Kenangan yang terhanyut oleh arus waktu
Yang telah membawanya pergi jauh
Ternyata masih terkunci rapat di “sini”
Mengapa kenangan itu bagai sebuah pahatan dipohon
Yang kan slalu terukir hingga di ujung waktu
Bagai kristal yang sekali jatuh hanya menyisihkan
kepingan kepedihan
Dan luka hirisan yang teramat sangat
Oh Tuhan! Hapuskan semua kenangan itu
Seperti ombak-Mu yang Kau hempaskan di pesisir pantai
Menghapus bersih bangunan dari pasir yang
Telah indah terbangun
Terganti akan keindahan isi laut-Mu
Dan biarkan aku mengambil kerang terindah-Mu
‘Kan kutiup dengan penuh harapku
Hapuskan semua bayangnya dari hidupku dari setiap langkahku
Kerna kini telah hadir seseorang
Dan memintaku mengisi hidupnya dengan tulus kasihku
Hingga terbangun sebuah Keharmonisan Keluarga
Oh Tuhan! Hanya satu harapku, hanya satu pintaku
Kelak kuingin tempat tinggalku adalah
Sebuah rumah yang berdiri kukuh
Yang akan slalu terisi dengan cinta dan kasih sayang
Bukan hanya sekadar sebuah bangunan
Oh Tuhan! Berikan aku kekuatan-Mu
Agar ku dapat mencintainya
Seperti aku yang lebih mencintai-Mu
Hingga ku takkan pernah bisa berpaling darinya
Seperti aku yang takkan pernah bisa berpaling dari-Mu
Dan berikan dia satu hati
Seperti Kau yang hanya memberikanku satu hati
Dan biarkan dua hati menjadi satu
Menjadi satu ikatan suci yang takkan pernah ternodai
Dan takkan terpisahkan hingga di akhir waktu

Aku, Hati, Hujan..

Hari ini, saat ini, detik ini…
Hari Bahagia menjemputku
Hari yang kunanti dalam Hidupku,
Meski tiada seorangpun di sampingku
Kesedihanku, keresahan dan gelisahku..
bercampur menjadi Satu
Kebahagiaanku, keceriaan dan tawaku..
Sedikit kurasa tanpa kalian yang kucintai
Hari ini, malam ini, lewat Hati ini…
Ingin menangis,
namun, kutahan sejenak…
Kerna ku tak ingin lewat dalam bahagia,
Meski sepi tanpa teman
Pasti datang, hari…
di mana aku dapat raihkan bersama semua
Malam inipun, langit menitiskan hujannya
seakan merasakan kepedihan Hati yang terjadi padaku
Hujan,.jangan buat aku semakin sedih…

Thursday, March 12, 2009

6 pertanyaan yang patut kita renungkan..

Suatu hari Seorang Guru berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu beliau mengajukan enam pertanyaan.. .

Pertama...
"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?”
Murid-muridnya ada yang menjawab... "orang tua", "guru", "teman", dan "kerabatnya" ...
Sang Guru menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "kematian". Sebab kematian adalah PASTI adanya.....

Lalu Sang Guru meneruskan pertanyaan kedua...
"Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?”
Murid-muridnya ada yang menjawab... "negara Cina", "bulan", "matahari", dan "bintang-bintang" ...
Lalu Sang Guru menjelaskan bahwa semua jawaban yang diberikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah "masa lalu"... Siapa pun kita, bagaimana pun kita, dan betapa kayanya kita, tetap kita TIDAK bisa kembali ke masa lalu. Sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang.

Sang Guru meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga...
"Apa yang paling besar di dunia ini?”
Murid-muridnya ada yang menjawab "gunung", "bumi", dan "matahari".. .
Semua jawaban itu benar kata Sang Guru . Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "nafsu"... Banyak manusia menjadi celaka karena memperturutkan hawa nafsunya... Segala cara dihalalkan demi mewujudkan impian nafsu. Kerana itu, kita harus hati-hati dengan hawa nafsu ini. jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka (atau kesengsaraan dunia dan akhirat)...

Pertanyaan keempat adalah...
"Apa yang paling berat di dunia ini?”
Di antara muridnya ada yang menjawab... "baja", "besi", dan "gajah"...
"Semua jawaban hampir benar.. " kata Sang Guru .. tapi yang paling berat adalah "memegang amanah"..

Pertanyaan yang kelima adalah...
"Apa yang paling ringan di dunia ini?”
Ada yang menjawab "kapas", "angin", "debu", dan "daun-daunan" ...
"Semua itu benar.", kata Sang Guru... tapi yang paling ringan di dunia ini adalah "meninggalkan ibadah"...

Lalu pertanyaan keenam adalah...
"Apakah yang paling tajam di dunia ini?"
Murid-muridnya menjawab dengan serentak... "PEDANG !!!"
"(hampir) Benar..." kata Sang Guru tetapi yang paling tajam adalah
"lidah manusia".. Karena melalui lidah, manusia dengan mudahnya menyakiti hati dan melukai perasaan saudaranya sendiri..

Sudahkah kita menjadi insan yang selalu ingat akan KEMATIAN...
senantiasa belajar dari MASA LALU...
dan tidak memperturutkan NAFSU...???
Sudahkah kita mampu MENJAGA AMANAH sekecil apapun...
dengan tidak MENINGGALKAN IBADAH....
serta senantiasa MENJAGA LIDAH kita...???